Oleh : Zahrotul Khaira (Miftah)
Ku diam terpaku di sudut penantian semu
Yang berucap diri pada angin yang kian merindu
Derap-derap rindu itu berselubung pada mata hati yang kian bergeming
Sebuah kata tak mampu obati gemericik rinduku
Pada serpihan hati yang kian merindu di jejeran tali impian
Serpihan rinduku pada-Nya, tak mampu bersuara pada catatan bertinta
Kuhanya mampu berkata dalam do’a
Diri yang kian rapuh ini, hanya bisa menunduk diri dihadapan-Nya
Hatiku makin menapak pada serpihan rindu yang mulai menyapa
Setapak rindu kasih cinta-Nya
Kerap membuat mataku tak bisa jauh dan lari dari ketentuan-Nya
Yang mana sang waktu turut cemburu padaku yang kian mengemis cinta-Nya
Asma-Nya mampu memelukku dalam bingkaian do’a
Memadam rasa serpihan rindu yang kian manja
Pada tabir cinta yang bergelayut di sepertiga malam
Asma-Nya mampu pecahkan anganku...rinduku pada sebait do’a
Dan secercah cahaya harapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar